Minggu, 21 November 2010

Anak Petani Penjual Es Lilin,Terdampar Di Provider Internet

      Di Tahun 1986, adalah  masa di mana saya mulai mencoba untuk bekerja.pekerjaan yang mulai saya kerjakan adalah sebagai penjual Es keliling. Es yang saya jual dengan harga  perpotong Es 25 rupiah atau jigo yang biasa saya dan teman - teman kenal. waktu itu saya belum sekolah dan di tahun 1987 adalah pemilu yang pertama saya kenal , maksud dan artinya pun saya tidak tahu. waktu itu di hari pencoblosan saya berjualan Es. betapa hati ini sangat senang karena  Es saya habis terjual.

     Dengan penghasilan dari berjualan Es, saya bisa membeli kaos sendiri dan jika memasuki hari Raya Idhul Fitri, bos Es lilin memberikan kami hadiah kaos. dan waktu itu yang terkenal  Film kartun Megalomen si rambut api. saya menerima kaos bergambar megalomen, betapa senangnya hati saya.oh Tuhan, waktu itu adalah masa - masa bahagia kami sekeluarga. kami tinggal di rumah yang beralas tanah, tidur di balai bambu. kami tidur waktu itu di  balai bambu besar, berjejer berlima. ibu,kakak perempuan,saya dan kedua adik,  perempuan dan laki - laki. Bapak kami tidur terpisah di ranjang besi,dan berkelambu.bapak kami adalah petani yang rajin dan tekun, penuh kasih sayang pada anak - anaknya. setiap kali bertani selalu berhasil dan sukses, pepaya,kacang, jagung  dan lain - lainnya. keluarga kami  selalu bahagia walau hidup penuh kesederhanaan. waktu itu kami memasak dengan kayu bakar. saya kadang harus mencari kayu bakar di tempat oran lain.

     Rumah kami besar, dan beralas tanah. di depan rumah kami ada pohon kelapa yang selalu berbuah. pohon rambutan yang  buahnya sangat manis sekali,seakan masih terasa enaknya hari ini  dan pohon jambu biji. tidak ada TV,  ada radio yang setiap saat kakak perempuan saya mendengarkan music dangdut. waktu itu sangat terkenal lagunya Erni johan persi mupet. dan lagunya Obbie Mesak, kisah kasih di Sekolah. jika  kami ingin melihat TV, kami menumpang di tetanggga dan di desa kami jarang sekali ada keluarga memiliki  TV. waktu itu kami suka sekali melihat film layar tancap, wayang kulit, dan jaipongan. listrik masih sangat jarang, masih memakai lampu minyak tanah.

   Waktu berjalan sangat cepat, bapak mengantarkanku untuk masuk sekolah. dengan menaiki sepeda ontel aku di antar bapak masuk SD. berbekal satu buku dan alat tulis aku menghadap kepala sekolah. kepala sekolah bertanya ke bapak tanggal lahirku, dan apa pekerjaan bapakku. tubuhku yang besar  mestinya sudah  kelas 4 SD. bapak telambat menyekolahkanku, tapi tidak mengapa setidaknya  aku sudah sekolah. dari kelas 1 sampai kelas 4 SD, aku jalani dengan senang sekali. suka dan duka  kami jalani se keluarga. biasanya  setelah selesai sekolah  aku bermain sepak bola , bola kasti dan membantu  bapak dan ibu berkebun. bapak kalau tidak berkebun , pergi berdagang. bisanya berdagang Rambutan, jambu air, dan hasil kebun lainnya.  waktu itu  bapak ingin aku ikut berdagang Rambutan di Kalibata.

 Menginap di dekat masjid Kalibata, karena berdagang rambutan. dimalam yang sangat dingin ku nikmati kebersamaan dengannya. bapak adalah pekerja keras, walau suka sakit - sakitan semangatnya untuk mencari napkah sangat besar. baju jas pemberian seseorang di kalibata masih saya simpan rapih di rumah. dan hari ini di mana saya tuliskan cerita ini, kenangan itu seakan masih sangat terasa, seperti baru kemarin. oh... Bapak ! kau sudah di panggil  Allah  SWT 23 tahun yang lalu, kala itu aku masih kelas 4 SD. banyak hal sudah kau lalui, tetapi sedikit kenangan ku bersamamu.

  Setiap waktu selalu ku Doakan semoga kau bahagia di sisiNya. kami disini banyak cobaan dan rintangan, dengan banyaknya beban ke hidupan di dunia ini. kelak anakmu ini akan mengharumkan namau di dunia ini. Terima kasih atas keringat, airmata dan segala pengorbanannya.