Senin, 24 Mei 2010

Gizi Warteg VS Kafe

Nyoya mir, 54 tahun, baru saja  operasi kanker usus besar.Mencret dan sering mulas bertahun - tahun di abaikannya.Ia mengira sakit perut biasa, ternyata kanker usus besar ganas ( carcinoma colon ).

   Mengapa kanker usus besar ? Erat kaitannya dengan pola makan dan pilihan menu, selain ada kaitannya dengan genetik. Kurang menu berserat dan kelebihan daging merah juga di sebut sebagai faktor pencetusnya.Nyoya mir memang tidak suka sayur, kecuali kol.

  Dari Kecil tidak suka sayur membuat usus kehilangan serat yang di perlukan untuk membangun Tinja,selain  mendorong usus lebih rajin bergerak, sehingga buang air besar lancar. tanpa sayur tinja lengket dan lebih lama melekat di dingding usus. apalagi kalau tidak setiap hari buang air besar.Tinja berisi ampas protein daging yang melekat lama di dingding usus itulah yang mencetuskan kanker kolon.

  Kanker usus besar tergolong ganas. sering tanpa keluhan dan gejala nyata,sehingga acap  kali terlambat di tangani. Mereka yang berisiko kanker usus sebaiknya waspada. Bila ada faktor keturunan dan sering mengeluh tidak enak perut, perlu sigap.Dengan memeriksakan darah samar tinja di laboratorium, kehadiran kanker usus besar bisa di curigai.

  Statistik menunjukan, kini semakin banyak kasus kanker usus karena orang keliru dalam memilih menu.Orang sekarang keliru memilih gaya hidup, termasuk gaya makan dan menu harian.sekali lagi, kesehatan itu ada di perut dan di dapur kita. apa yang kita makan sangat berpengaruh di kemudian hari.

  BUKAN MENU SEIMBANG

  Menu  Barat dan Timur bed dalam hal tidak proporsionalnya pilihan di sesuaikan dengan kebutuhan tubuh. Kodrat tubuh butuh lebih banyak karbohidrat ketimbang lemak dan protein.Bertahun - tahun terbisa mengonsumsi menu jenis bistik sebagaimana lajimnya orang barat, tidak mencukupi gizi seimbang. Tubuh jadi Tambun dan darah akan kental oleh lemak (trigserida dan kolesterol ). Dunia barat menyadari pilihan mereka keliru, lalu berpaling ke Timur.untuk melakukan koreksi kesalahannya membuat menu harian. mereka sadar perlunya tambahan suplemen, entah itu vitamin,mineral,enzim dan sebagainya.berasal dari kesadaran orang barat.Sebuah pengakuan bahwa menu mereka keliru.

     Bukan saja porsi lemak dan protein berlebih, bahan bakunya kurang segar karena di panen di desa, di bawa ke kota, di simpan di lemari es, dan setelah beberapa hari di olah. Bandingkan bila kita memetik kangkung atau bayam segar dan segera memasaknya  tanpa menyimpan di lemari es berlama - lama. begitu juga kualitas buah. kita masih mungkin  memetiknya di kebun, pekarangan, atau yang di tanam hidroponik di kaleng bekas.

  Buah impor sudah di panen entah kapan, di awetkan dengan pendingin, kulitnya di olesi bahan kimia supaya   tidak lecet dan boyok. jadi buah impor yang kita konsumsi sudah berkurang kualitasnya. tidak begitu kalau kita menanam jambu, belimbing, atau pepaya di pekarangan rumah. kita bisa memetiknya setiap saat dan langsung mengkonsumsinya di saat masih segar. kesegaran bahan baku menu dan bebuahan jadi kendala orang di negara maju.Itu maka ada kecenderungan orang modern sekarang terancam kekurangan enzim.
      
    Kita tahu, tubuh butuh ratusan jenis enjim sebagai katalisator pengolahan makanan supaya sepenuhnya di pakai tubuh.kekurangan enzim berarti proses pengolahan dan pemakaian zat makanan tidak berlangsung sempurna. tidak sedikit penyakit orang sekarang di sebabkan tidak lengkap dan memadainya enzim dalam tubuh. penyebabnya karena kita mengonsumsi bahan baku yang tidak segar. termasuk buah yang kelewat lama di simpan. Hal. 1

  
   


  
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar